Tips Untuk Berani, Sabar...


Sahabat Hikmah...

Pernahkah mengalami MUSIBAH atau COBAAN yang sangat menSAKITkan?

Mungkin suami/isteri/anak Anda sakit yang tidak bisa disembuhkan atau bahkan meninggal, atau suami/isteri bercerai, suami tidak mau memberi nafkah, isteri yang tidak taat, saudara, teman atau tetangga tidak mau menyapa, orang tua, suami, teman yang zhalim, dsb. Apakah Anda ingin SABAR dan RIDHO menerima setiap keNYATAan, serta tetap bisa TERSENYUM dan berbuat BAIK kepada mereka, dan tetap berSYUKUR kepada Allah atas keNYATAan tersebut ?


Bila Anda bisa melakukan seperti itu... berarti Anda telah melakukan hal yang menTAKJUBkan.


Karena Rasulullah bersabda dari Suhaib r.a., 

“Sungguh menTAKJUBkan perkaranya orang yang berIMAN, karena SEGALA URUSANnya adalah BAIK baginya. Dan hal yang demikian itu TIDAK AKAN terdapat KECUALI HANYA pada orang MUKMIN; yaitu jika ia mendapatkan keBAHAGIAan, ia berSYUKUR, karena (ia mengetahui) bahwa hal tersebut merupakan yang TERBAIK untuknya. Dan jika ia tertimpa MUSIBAH, ia berSABAR, karena (ia mengetahui) bahwa hal tersebut merupakan hal TERBAIK bagi dirinya.” 
(HR. Muslim)




Sahabat Hikmah...

Dari hadits di atas ternyata TIPS-nya satu, yaitu menjadi manusia berIMAN

Tetapi beriman yang seperti apa sahabat?

Yaitu menjadi orang yang berIMAN dengan 6 RUKUN IMAN (berIMAN kepada Allah, Malaikat, Kitab-kitabNya, Rasul-rasul-Nya, Taqdir-Nya dan Hari Akhir) dan berIMAN dengan hal-hal berikut :




1. BerIMAN bahwa hidup di DUNIA adalah SEMENTARA, bukan sebenarnya keHIDUPan dan AKHIRAT itulah keHIDUPan yang sebenarnya dan KEKAL.

Sehingga kita akan berSABAR untuk menjalani keHIDUPan yang SEMENTARA dan menanti keHIDUPan yang KEKAL ABADI.

“Ketahuilah bahwa sesungguhnya kehidupan DUNIA itu hanyalah perMAINan dan suatu yang meLALAIkan, perhiasan dan bermegah-megah antara kamu serta berbangga-banggaan tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. Dan kehidupan DUNIA ini tidak lain hanyalah keSENANGan yang MENIPU ?”
(QS Al-Hadiid: 20)


“Allah bertanya, ‘Berapa tahunkah lamanya kamu tinggal di bumi?' Mereka menjawab, ‘Kami tinggal (di bumi) SEHARI atau ½ HARI, maka tanyakanlah kepada orang-orang yang menghitung.' Allah berfirman, ‘Kamu tidak tinggal (di bumi) melainkan SEBENTAR saja, kalau kamu mengetahui dengan sesungguhnya.' Maka apakah kamu mengira bahwa sesungguhnya Kami menCIPTAkan kamu secara MAIN-MAIN (saja), dan bahwa kamu tidak akan diKEMBALIkan kepada Kami?”
(QS Al-Mu'minuun: 112-115)




2. BerIMAN bahwa hidup di DUNIA adalah TEMPAT UJIAN (dengan keBURUKan dan keBAIKan ) dan akan diMINTA perTANGGUNGJAWABannya (kewajiban) masing-masing. 

Sehingga kita akan SIAP hidup susah (yang tidak sesuai dengan keinginan ) dengan penuh pengorbanan, kita akan IKHLAS (karena Allah bukan karena orang yang kita BENCI) tetap bisa TERSENYUM dan berbuat BAIK kepada orang yang menZHALIMi kita. Kita akan bisa mempunyai kePRIBADIan seperti para Nabi dan Rasul.


”Dialah yang menJADIkan MATI dan HIDUP, supaya Dia mengUJI kamu, siapa di antara kamu yang LEBIH BAIK amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.”
(QS Al Mulk : 2)


"Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan mengUJI kamu dengan keBURUKan dan keBAIKan sebagai COBAAN (yang sebenar-benarnya) dan hanya kepada Kami-lah kamu dikembalikan."
(QS al-Anbiya': 35). 


"Tidak ada sesuatu yang dapat memperberat timbangan (kebaikan) seorang mukmin pada hari Kiamat selain kebaikan akhlaknya".
(HR. Tirmidzi)


”Dan sesungguhnya kamu (Muhammad) benar-benar berbudi pekerti yang agung. ”
(QS Al Qalam : 4)




3. BerIMAN bahwa semua yang terjadi telah TERTULIS dalam KITAB di LAUH MAHFUZH.

”Tiada suatu BENCANA pun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah TERTULIS dalam kitab (Lauhul-Mahfuzh) SEBELUM Kami menCIPTAkannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah MUDAH bagi Allah. (Kami jelaskan yang demikian itu) supaya kamu JANGAN berDUKA cita terhadap apa yang LUPUT dari kamu, dan supaya kamu JANGAN TERLALU GEMBIRA terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. Dan Allah TIDAK MENYUKAI setiap orang yang SOMBONG lagi memBANGGAkan diri,”
(QS Al-Hadiid: 22-23) 




4. BerIMAN bahwa UJIAN adalah untuk mengetahui keBENARan IMAN kita.

”Apakah manusia itu mengira bahwa mereka diBIARkan (saja) mengatakan: "Kami telah berIMAN", sedang mereka tidak diUJI lagi? Dan sesungguhnya Kami telah mengUJI orang-orang yang SEBELUM mereka, maka sesungguhnya Allah mengeTAHUi orang-orang yang BENAR dan sesungguhnya Dia mengeTAHUi orang-orang yang DUSTA.”
(QS Al ’Ankabut : 2-3)




5. BerIMAN bahwa disamping MUSIBAH COBAAN yang ada, jauh lebih BANYAK NIKMAT yang Allah berikan, dan kita WAJIB berSYUKUR dan berTAKWA.

”Dan Dia telah memberikan kepadamu (kePERLUanmu) dari SEGALA apa yang kamu MOHONkan kepadanya. Dan jika kamu mengHITUNG NI’MAT Allah, TIDAKlah dapat kamu mengHITUNGnya. Sesungguhnya MANUSIA itu, sangat ZHALIM dan sangat mengINGKARi (ni`mat Allah).”
(QS Ibrahim : 34)


”Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu mema`lumkan: "Sesungguhnya jika kamu berSYUKUR, pasti Kami akan menTAMBAH (ni`mat) kepadamu, dan jika kamu mengINGKARi (ni`mat-Ku), maka sesungguhnya ADZAB-Ku sangat PEDIH."
(QS Ibrahim : 7)


Katakanlah: "Siapakah yang memberi RIZKI kepadamu dari langit dan bumi, atau siapakah yang kuasa (menciptakan) penDENGARan dan pengLIHATan, dan siapakah yang mengKELUARkan yang HIDUP dari yang MATI dan mengKELUARkan yang MATI dari yang HIDUP dan siapakah yang mengATUR segala urusan?" Maka mereka akan menjawab: "Allah". Maka katakanlah: "MENGAPA kamu tidak berTAKWA (kepada-Nya)?"
(QS Yunus : 31)




6. BerIMAN bahwa semua keBAIKan "yang menimpa" kita berasal dari "sisi Allah" dan keBURUKan "yang menimpa" kita adalah disebabkan
diri kita sendiri (dari nafsu kita sendiri).

”Apa saja NI’MAT yang kamu peroleh adalah DARIi Allah, dan apa saja BENCANA yang menimpamu, maka DARI (kesalahan) dirimu sendiri. Kami mengutusmu menjadi Rasul kepada segenap manusia. Dan cukuplah Allah menjadi saksi.”
(QS An Nisa : 79)


” Boleh jadi kamu memBENCI sesuatu, padahal ia AMAT BAIK bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menSUKAi sesuatu, padahal ia AMAT BURUK bagimu; Allah MENGETAHUI, sedang kamu TIDAK MENGETAHUI. "
(QS Al Baqarah: 216)




7. BerIMAN bahwa untuk masuk SURGA harus siap menerima UJIAN, dan BESARnya PAHALA tergantung BESARnya UJIAN.

”Apakah KAMU mengKIRA bahwa kamu akan MASUK SURGA ? Padahal belum datang kepadamu COBAAN sebagaimana halnya orang-orang terDAHULU sebelum kamu? Mereka ditimpa oleh MALAPETAKA dan keSENGSARAan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya: "Bilakah datangnya perTOLONGan Allah?" Ingatlah, sesungguhnya perTOLONGan Allah itu AMAT DEKAT.”
(QS Al Baqarah :214)


Sa’ad bin Abi Waqqash berkata, “Aku bertanya kepada Rasulullah Saw, “Ya Rasulullah, siapakah orang yang PALING BERAT UJIAN dan COBAANnya?” Nabi Saw menjawab, “Para NABI kemudian yang MENIRU (menyerupai) mereka dan yang MENIRU (menyerupai) mereka. Seseorang diUJI menurut KADAR AGAMAnya. Kalau AGAMAnya TIPIS (lemah) dia diUJI sesuai dengan itu (RINGAN) dan bila IMANnya KOKOH dia diUJI sesuai itu (KERAS). Seorang diUJI terus-menerus sehingga dia berjalan di muka bumi BERSIH dari DOSA-DOSA.
(HR. Bukhari)


”Seorang hamba memiliki suatu DERAJAT di surga. Ketika dia tidak dapat mencapainya dengan AMAL-AMAL keBAIKannya maka Allah mengUJI dan menCOBAnya agar dia menCAPAI darjat itu.”
(HR. Ath-Thabrani)

”Apabila Aku mengUJI hamba-Ku dengan memBUTAkan keDUA MATAnya dan dia berSABAR maka Aku GANTI kedua matanya dengan SURGA.
(HR. Ahmad)


”Salah seorang dari mereka lebih senang mengalami ujian dan cobaan daripada seorang dari kamu (senang) menerima pemberian.”
(HR. Abu Ya’la)




8. BerIMAN bahwa UJIAN adalah bentuk KASIH SAYANG Allah kepada Hambanya, karena SURGA harus diperoleh dengan JIHAD (keSUNGGUHan) dan keSABARan.

"Barangsiapa yang dikehendaki Allah dengan keBAIKan maka ditimpakan UJIANpadanya.”
(HR. Bukhari)


“ Sesungguhnya Allah ‘Azza wajalla bila menCINTAi suatu kaum Allah mengUJI mereka. Barangsiapa bersabar maka baginya manfaat kesabarannya dan barangsiapa murka maka baginya murka Allah.
(HR. Tirmidzi)


”Apakah kamu mengKIRA bahwa kamu akan MASUK SURGA? padahal belum NYATA bagi Allah orang-orang yang berJIHAD di antaramu, dan belum NYATA orang-orang yang SABAR.”
(QS Ali ’Imran : 142)




9. BerIMAN bahwa UJIAN dan COBAAN yang diterima akan mengHAPUS DOSA-DOSA.

“Tiada seorang mukmin ditimpa RASA SAKIT, keLELAHan (kepayahan), diserang PENYAKIT atau keSEDIHhan (keSUSAHan) sampai pun DURI yang menusuk (tubuhnya) kecuali dengan itu Allah mengHAPUS DOSA-DOSAnya.”
(HR. Bukhari)


“Barangsiapa ditimpa musibah dalam hartanya atau pada dirinya lalu dirahasiakannya dan tidak dikeluhkannya kepada siapapun maka menjadi hak atas Allah untuk mengampuninya.”
(HR. Ath-Thabrani)




10. BerIMAN bahwa UJIAN dan COBAAN adalah untuk menDEKATkan dirinya kepada Allah.

”Apabila Allah menCINTAi hamba maka dia diUJI agar Allah menDENGAR perMOHONannya (kerendahan dirinya).”
(HR. Al-Baihaqi)




11. BerIMAN bahwa Allah mengUJI seorang hamba sesuai dengan keMAMPUannya.

”Allah tidak memBEBANi seseorang melainkan SESUAI dengan keSANGGUPannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. ”
(QS Al Baqarah : 286)


”Tidak semestinya seorang muslim mengHINA dirinya. Para sahabat bertanya, “Bagaimana mengHIHA dirinya itu, ya Rasulullah?” Nabi Saw menjawab, “MeLIBATkan diri dalam UJIAN dan COBAAN yang dia TAK TAHAN menderitanya.”
(HR. Ahmad dan Tirmidzi)


”Bukanlah dari (golongan) kami orang yang menampar-nampar pipinya dan merobek-robek bajunya apalagi berdoa dengan doa-doa jahiliyah.” (HR. Bukhari)




12. BerIMAN bahwa Allah mengUJI manusia SEPERTI mengUJI keMURNIan EMAS.

”Allah mengUJI hambaNya dengan menimpakan MUSIBAH sebagaimana seorang mengUJI keMURNIan EMAS dengan API (pembakaran). Ada yang ke luar EMAS MURNI. Itulah yang diLINDUNGi Allah dari keRAGU-RAGUan. Ada juga yang KURANG dari itu (mutunya) dan itulah yang SELALU RAGU. Ada yang ke luar seperti EMAS HITAM dan itu yang memang ditimpa FITNAH (musibah).”
(HR. Ath-Thabrani)




13. BerIMAN bahwa berSABAR, berSYUKUR, meMAAFkan, dan berISTIGHFAR adalah HIDAYAH dari Allah.

”Barangsiapa diUJI lalu berSABAR, diBERI lalu berSYUKUR, diZHALIMi lalu meMAAFkan dan menZHALIMi lalu berISTIGHFAR maka bagi mereka keSELAMATan dan mereka tergolong orang-orang yang memperoleh HIDAYAH.”
(HR. Al-Baihaqi)




14. BerIMAN bahwa keBERKAHan Allah adalah bila kita RIDHO dengan semua NI’MAT yang Allah berikan baik SEDIKIT atau BANYAK.

”Sesungguhnya Allah Azza Wajalla mengUJI hambanya dalam REZEKI yang diberikan Allah kepadanya. Kalau dia RIDHO dengan bagian yang diterimanya maka Allah akan memBERKAHinya dan meLUASkan pemberianNya. Kalau dia TIDAK RIDHO dengan pemberianNya maka Allah TIDAK AKAN memberinya BERKAH.” (HR. Ahmad)



Wallahu a'lam bi showab....

Bertaqwa dan Bertawakkal





“Barangsiapa bertaqwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki)Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu.” (ath-Thalaq, 65: 2-3)







Bantuan Allah




Dari Saad ra. meriwayatkan bahawa Nabi Yang Mulia s.a.w. telah bersabda:


Allah s.w.t. memberi pertolongan kepada umat ini [bukan berdasarkan kepada keupayaannya bahkan] Allah s.w.t. memberinya petolongan kerana do'a-do'a, sembahyang-sembahyang dan keikhlasan orang-orang yang lemah.

(HR Nasa'i)






Petikan dari Kitab MUNTAKHAB AHADITH bab Ikhlas Niat m/s 640

IKHLAS NIAT

Seorang lelaki dari Madinah memberitahu bahawa Muawiyah ra. telah menulis surat kepada Aisyah r.ha: "Utuskanlah surat kepadaku dan berilah kepadaku nasihat yang ringkas yang tidak terlalu panjang". maka selepas menulis salam kesejahteraan, memuji-muji Allah s.w.t. dan berselawat keatas Nabi; Aisyah r.ha telah menulis: Aku telah mendengar Rasulullah s.a.w. bersabda: 

Sesiapa yang sentiasa mencari redha Allah s.w.t. tanpa memikirkan rasa tidak senang hati manusia, maka Allah s.w.t. akan mencukupinya dari mudharatNya rasa tidak senang orang-ramai itu. Dan sesiapa yang tidak menghiraukan murka Allah s.w.t. dan terus menerus menyukakan orang ramai, maka Allah s.w.t. akan menyerahkan diri orang itu kepada orang ramai. Wassalaaamu 'alaika [kesejahteraan Allah s.w.t. keatas kamu] (HR Tirmizi)

Petikan dari Kitab MUNTAKHAB AHADITH bab Ikhlas Niat  m/s 640

Khuatir Rasulullah s.a.w.

Dari Amr bin 'Auf r.a. meriwayatkan bahawa Rasulullah s.a.w. telah bersabda: Demi Allah! Bukanlah kemiskinan itu yang aku khuatirkan terhadap kamu, tetapi yang aku khuatirkan kepada kamu ialah dunia dilapangkan kepada kamu, sepertimana ia telah dilapangkan kepada orang-orang sebelum kamu, kemudian kamu akan berlumba -lumba untuk mendapatkannya sepertimana orang-orang sebelum kamu berlumba-lumba untuk mendapatkannya. Lalu dunia akan melalaikan kamu sepertimana ia telah melalaikan mereka. (HR Bukhari)



Ungkapan "bukanlah kemiskinan yang aku khuatirkan terhadap kamu" bermaksud: Kamu tidak akan ditimpa kemiskinan, atau ia bermaksud: kalaupun ditimpa kemiskinan, ia tidak akan memudharatkan agama kamu. (Fathul Bari)


Petikan dari Kitab MUNTAKHAB AHADITH bab Dakwah dan Tabligh m/s 713

Saat ketika kewafatan Nabi Muhammad S.A.W.

Firman Allah dalam ayat 128 dan 129 surah at-Taubah yang bermaksud : Sesungguhnya telah datang kepadamu seorang rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mukmin. Jika mereka berpaling (dari keimanan), maka katakanlah : “Cukuplah Allah bagiku, tiada tuhan selain Dia, hanya kepadaNya aku bertawakkal dan Dia adalah Tuhan yang memiliki ‘Arasy yang agung”.

.....Hari ini saya mahu mengajak anda semua hayati kisah ketika saat-saat kewafaatan Nabi Muhammad s.a.w.

Diberitakan dari Ibnu Mas'ud ra bahwa ia berkata: Ketika ajal Rasulullah SAW sudah dekat, baginda mengumpul kami di rumah Siti Aisyah ra. Kemudian baginda memandang kami sambil berlinangan air matanya, lalu bersabda:

"Marhaban bikum, semoga Allah memanjangkan umur kamu semua, semoga Allah menyayangi, menolong dan memberikan petunjuk kepada kamu. Aku berwasiat kepada kamu, agar bertakwa kepada Allah. Sesungguhnya aku adalah sebagai pemberi peringatan untuk kamu. Janganlah kamu berlaku sombong terhadap Allah." Allah berfirman: "Kebahagiaan dan kenikmatan di akhirat. Kami jadikan untuk orang-orang yang tidak ingin menyombongkan dirinya dan membuat kerosakan di muka bumi. Dan kesudahan syurga itu bagi orang-orang yang bertakwa."

Kemudian kami bertanya: "Bilakah ajal baginda ya Rasulullah? Baginda menjawab: Ajalku telah hampir, dan akan pindah ke hadhrat Allah, ke Sidratulmuntaha dan ke Jannatul Makwa serta ke Arsyi la' la." Kami bertanya lagi: "Siapakah yang akan memandikan baginda ya Rasulullah? Rasulullah menjawab: Salah seorang ahli bait. Kami bertanya: "Bagaimana nanti kami mengafani baginda ya Rasulullah?" Baginda menjawab: "Dengan bajuku ini atau pakaian Yamaniyah." Kami bertanya: "Siapakah yang mensolatkan baginda di antara kami?" Kami menangis dan Rasulullah SAW pun turut menangis.

Kemudian baginda bersabda: "Tenanglah, semoga Allah mengampuni kamu semua. Apabila kamu semua telah memandikan dan mengafaniku, maka letaklah aku di atas tempat tidurku, di dalam rumahku ini, di tepi liang kuburku, kemudian keluarlah kamu semua dari sisiku. Maka yang pertama-tama mensolatkan aku adalah sahabatku Jibril as. Kemudian Mikail, kemudian Israfil kemudian Malaikat Izrail (Malaikat Maut) beserta bala tenteranya. Kemudian masuklah anda dengan sebaik-baiknya. Dan hendaklah yang mula solat adalah kaum lelaki dari pihak keluargaku, kemudian yang wanita-wanitanya, dan kemudian kamu semua."

Semenjak hari itulah Rasulullah SAW bertambah sakitnya, yang ditanggungnya selama 18 hari, setiap hari ramai yang mengunjungi baginda, sampailah datangnya hari Isnin dalam keheningan Fajar Subuh 12 Rabiul Awwal tahun 11 hijrah, di saat itulah baginda menghembus nafas yang terakhir. Sehari menjelang baginda wafat iaitu pada hari Ahad, penyakit baginda semakin bertambah tenat. Pada hari itu, setelah Bilal bin Rabah ra. selesai mengumandangkan azannya, ia berdiri di depan pintu rumah Rasulullah SAW, kemudian memberi salam: "Assalamualaikum ya Rasulullah?" Kemudian ia berkata lagi "Assolah yarhamukallah." Fatimah menjawab: "Rasulullah dalam keadaan sakit?" Maka kembalilah Bilal ke dalam masjid, ketika bumi terang disinari matahari siang, Bilal datang lagi ke tempat Rasulullah, lalu ia berkata seperti perkataan yang tadi. Kemudian Rasulullah memanggilnya dan menyuruh ia masuk. Setelah Bilal bin Rabah masuk, Rasulullah SAW bersabda: "Saya sekarang dalam keadaan sakit, Wahai Bilal, kamu perintahkan saja agar Abu Bakar menjadi imam dalam solat." Maka keluarlah Bilal sambil meletakkan tangan di atas kepalanya sambil berkata: "Aduhai, alangkah baiknya bila aku tidak dilahirkan ibuku?" Kemudian ia memasuki masjid dan berkata kepada Abu Bakar ra. agar beliau menjadi imam dalam solat tersebut. Ketika Abu Bakar ra. melihat ke tempat Rasulullah SAW yang kosong, sebagai seorang lelaki yang lemah lembut, ia tidak dapat menahan perasaannya lagi, lalu ia menjerit dan akhirnya dia pengsan.

Orang-orang yang berada di dalam masjid menjadi kalam kabut sehingga terdengar oleh Rasulullah SAW. Baginda bertanya: "Wahai Fatimah, suara apakah yang bising itu? Fatimah rha. menjawab: "Orang-orang menjadi ribut dan bingung kerana Rasulullah SAW tidak ada bersama mereka." Kemudian Rasulullah SAW memanggil Ali bin Abi Thalib dan ibnu Abbas ra, sambil dibimbing oleh mereka berdua, maka baginda berjalan menuju ke masjid. Baginda solat dua rakaat, setelah itu baginda melihat kepada orang ramai dan bersabda:

"Ya ma'aasyiral Muslimin, kamu semua berada dalam pemeliharaan dan perlindungan Allah, sesungguhnya Dia adalah penggantiku atas kamu semua setelah aku tiada. Aku berwasiat kepada kamu semua agar bertakwa kepada Allah SWT, kerana aku akan meninggalkan dunia yang fana ini. Hari ini adalah hari pertamaku memasuki alam akhirat, dan sebagai hari terakhirku berada di alam dunia ini."

Malaikat Maut datang berjumpa Rasulullah pada hari esoknya, iaitu pada hari isnin, Allah mewahyukan kepada Malaikat Maut supaya ia turun menemui Rasulullah SAW dengan berpakaian sebaik-baiknya. Dan Allah menyuruh kepada Malaikat Maut mencabut nyawa Rasulullah SAW dengan lemah lembut. Seandainya Rasulullah menyuruhnya masuk, maka ia dibolehkan masuk, namun jika Rasulullah SAW tidak mengizinkannya, ia tidak boleh masuk, dan hendaklah ia kembali saja. Maka turunlah Malaikat Maut untuk menunaikan perintah Allah SWT. Ia menyamar sebagai seorang biasa.

Setelah sampai di depan pintu tempat kediaman Rasulullah SAW, Malaikat Maut itupun berkata: "Assalamualaikum Wahai ahli rumah kenabian, sumber wahyu dan risalah!"

Fatimah rha berkata kepada tetamunya itu: "Wahai Abdullah (Hamba Allah), Rasulullah sekarang dalam keadaan sakit." Kemudian Malaikat Maut itu memberi salam lagi: "Assalamualaikum. Bolehkah saya masuk?" Akhirnya Rasulullah SAW mendengar suara Malaikat Maut itu, lalu baginda bertanya kepada puterinya Fatimah: "Siapakah yang ada di muka pintu itu? Fatimah menjawab: "Seorang lelaki memanggil ayah, saya katakan kepadanya bahawa ayahanda dalam keadaan sakit. Kemudian dia memanggil sekali lagi dengan suara yang menggetarkan sukma." Rasulullah SAW bersabda: "Tahukah kamu siapakah dia?"Fatimah menjawab: "Tidak wahai baginda." Lalu Rasulullah SAW menjelaskan: "Wahai Fatimah, ia adalah pengusir kelazatan, pemutus keinginan, pemisah jemaah dan yang meramaikan kubur."

Kemudian Rasulullah SAW bersabda: "Masuklah, Wahai Malaikat Maut. Maka masuklah Malaikat Maut itu sambil mengucapkan `Assalamualaika ya Rasulullah." Rasulullah SAW pun menjawab: Waalaikassalam Ya Malaikat Maut. Engkau datang untuk berziarah atau untuk mencabut nyawaku?" Malaikat Maut menjawab: "Saya datang untuk ziarah sekaligus mencabut nyawa. Jika tuan izinkan akan saya lakukan, kalau tidak, saya akan pulang. Rasulullah SAW bertanya: "Wahai Malaikat Maut, di mana engkau tinggalkan kecintaanku Jibril? "Saya tinggalkan d ia di langit dunia?" Jawab Malaikat Maut.

Baru saja Malaikat Maut selesai berbicara, tiba-tiba Jibril as datang kemudian duduk di samping Rasulullah SAW.Maka bersabdalah Rasulullah SAW: "Wahai Jibril, tidakkah engkau mengetahui bahawa ajalku telah dekat? Jibril menjawab: Ya, Wahai kekasih Allah." Seterusnya Rasulullah SAW bersabda: "Beritahu kepadaku Wahai Jibril, apakah yang telah disediakan Allah untukku di sisinya? Jibril pun menjawab: "bahwa pintu-pintu langit telah dibuka, sedangkan malaikat-malaikat telah berbaris untuk menyambut rohmu." Baginda SAW bersabda: "Segala puji dan syukur bagi Tuhanku. Wahai Jibril, apa lagi yang telah disediakan Allah untukku? Jibril menjawab lagi: bahwa pintu-pintu Syurga telah dibuka, dan bidadari-bidadari telah berhias, sungai-sungai telah mengalir, dan buah-buahnya telah ranum, semuanya menanti kedatangan rohmu." Baginda SAW bersabda lagi: "Segala puji dan syukur untuk Tuhanku. Beritahu lagi wahai Jibril, apa lagi yang di sediakan Allah untukku? Jibril menjawab: Aku memberikan berita gembira untuk tuan. Tuanlah yang pertama-tama diizinkan sebagai pemberi syafaat pada hari kiamat nanti." Kemudian Rasulullah SAW bersabda: "Segala puji dan syukur, aku panjatkan untuk Tuhanku.

Wahai Jibril beritahu kepadaku lagi tentang khabar yang menggembirakan aku?" Jibril as bertanya: "Wahai kekasih Allah, apa sebenarnya yang ingin tuan tanyakan? Rasulullah SAW menjawab: "Tentang kegelisahanku, apakah yang akan diperolehi oleh orang-orang yang membaca Al-Quran sesudahku? Apakah yang akan diperolehi orang-orang yang berpuasa pada bulan Ramadhan sesudahku? Apakah yang akan diperolehi orang-orang yang berziarah ke Baitul Haram sesudahku?" Jibril menjawab: "Saya membawa khabar gembira untuk baginda. Sesungguhnya Allah telah berfirman: Aku telah mengharamkan Syurga bagi semua Nabi dan umat, sampai engkau dan umatmu memasukinya terlebih dahulu." Maka berkatalah Rasulullah SAW: "Sekarang, tenanglah hati dan perasaanku.

Wahai Malaikat Maut dekatlah kepadaku?" Lalu Malaikat Maut pun berada dekat Rasulullah SAW. Ali ra bertanya: "Wahai Rasulullah SAW, siapakah yang akan memandikan baginda dan siapakah yang akan mengafaninya? Rasulullah menjawab: Adapun yang memandikan aku adalah engkau wahai Ali, sedangkan Ibnu Abbas menyiramkan airnya dan Jibril akan membawa hanuth (minyak wangi) dari dalam Syurga. Kemudian Malaikat Maut pun mulai mencabut nyawa Rasulullah. Ketika roh baginda sampai di pusat perut, baginda berkata: "Wahai Jibril, alangkah pedihnya maut." Mendengar ucapan Rasulullah itu, Jibril as memalingkan mukanya. Lalu Rasulullah SAW bertanya: "Wahai Jibril, apakah engkau tidak suka memandang mukaku? Jibril menjawab: Wahai kekasih Allah, siapakah yang sanggup melihat muka baginda, sedangkan baginda sedang merasakan sakitnya maut?" Akhirnya roh yang mulia itupun meninggalkan jasad Rasulullah SAW. Kesedihan Sahabat Berkata Anas ra: "Ketika aku melalui depan pintu rumah Aisyah ra aku dengar ia sedang menangis, sambil mengatakan: Wahai orang-orang yang tidak pernah memakai sutera. Wahai orang-orang yang keluar dari dunia dengan perut yang tidak pernah kenyang dari gandum. Wahai orang yang telah memilih tikar dari singgahsana. Wahai orang yang jarang tidur di waktu malam kerana takut Neraka Sa'ir."......

Lihatlah betapa sayangnya Baginda kepada kita yakni umatnya sehinggakan Baginda menanyakan kepastian tentang nasib umat ini sesudah kewafatan Baginda saw kepada Jibrail as. Oleh itu marilah kita semua berusaha membawa nilai-nilai dan pengajaran sirah Nabi ini ke dalam jiwa kita semua. Hasilnya, sikap istiqamah, perjalanan hidup yang bersih dan usaha-usaha pengislahan yang kita lakukan akan menjadi teladan kepada orang ramai. Hingga seolah-olah Rasulullah s.a.w. hidup dalam kehidupan umat Islam umpama sinaran mentari yang menyinari kegelapan kehidupan mereka. la membekalkan tenaga kepada hati, akal dan tingkah laku mereka. Lantaran itu kemurniaan, istiqamah dan idealisme masyarakat Islam dapat dikembalikan. Sekaligus bakal menempatkan mereka sekali lagi di persada kepimpinan dan peneraju bangsa-bangsa di dunia. Firman Allah Taala mengenai umat Islam dapat dicapai sekali lagi:

"Kamu (wahai umat Muhammad) adalah sebaik-baik umat yang dilahirkan bagi (faedah) umat manusia, (kerana) kamu menyuruh berbuat segala perkara yang baik dan melarang daripada segala perkara yang salah (buruk dan keji), serta kamu pula beriman kepada Allah (dengan sebenar-benar iman)". (Ali 'Imran: 110) 


Dipetik dari hasil nukilan ahli Al-Hikmah. Jazakallah..

Kepak Nyamuk

Dari Sahl bin Sa'ad r.a. meriwayatkan bahawa Rasulullah s.a.w. telah bersabda: 

Jika dunia mempunyai nilai sebesar kepak nyamuk sekalipun, maka Allah s.w.t. tidak akan memberi minum kepada orang kafir walaupun seteguk air (oleh kerana dunia ini tidak bernilai walaupun sekadar ini, kerana itulah dunia ini diberi kepada orang-orang kafir dan orang-orang yang berdosa tanpa batasan). (HR Muslim)







Petikan dari Kitab MUNTAKHAB AHADITH bab Dakwah dan Tabligh m/s 713

Matlamat

Dari Zaid bin Thabit r.a. berkata: Saya telah mendengar Rasulullah s.a.w. bersabda: Jika matlamat seseorang itu adalah dunia maka Allah s.w.t. akan memporak perandakan urusannya. Yakni Allah s.w.t. akan menyusahkannya di dalam segala urusan (rasa khuatirkan) kemiskinan terbayang-bayang di hadapan matanya, dan dia akan mendapat dunia hanya sekadar apa yang telah ditakdirkan untuknya. Dan sesiapa yang niatnya adalah akhirat, maka Allah s.w.t. akan memudahkan urusannya dan Allah s.w.t akan menjadikan hatinya kaya, dan dunia akan datang dalam keadaan hina kepadanya. (HR Ibnu Majah)



Petikan dari Kitab MUNTAKHAB AHADITH bab Ikhlas Niat m/s 641

Hati Al-Quran


Hazrat Ata bin Abi Rabah rah. berkata, telah sampai kepadaku bahawa Rasulullah s.a.w. bersabda, "Sesiapa yang membaca surah Yaasin pada permulaan hari maka segala hajatnya akan dipenuhkan." (Hadith riwayat Darimi)

Kelebihan-kelebihan surah Yaasin juga banyak disebutkan dalam hadith-hadith. Adalah diriwayatkan dalam sebuah hadith,"Segala sesuatu mempunyai hati, dan hati bagi Al-Quran ialah surah Yaasin. Sesiapa membaca surah Yaasin, Allah s.w.t. akan menuliskan pahala baginya seumpama dia membaca seluruh al-Quran sebanyak sepuluh kali."
Menurut sebuah hadith yang lain, Allah s.w.t. membacakan surah Taha dan surah Yaasin seribu tahun sebelum menciptakan langit dan bumi. Apabila para malaikat mendengarkan keadaan ini, mereka berkata, "Bertuahlah umat yang akan diturunkan al-Quran ke atas mereka, bertuahlah hati-hati yang akan memikul al-Quran (yakni yang akan menghafalnya) dan bertuahlah lidah-lidah yang akan membaca al-Quran."

Diriwayatkan dalam satu hadith, "Sesiapa yang membaca surah Yaasin semata-mata kerana Allah s.w.t., segala dosanya yang dahulu akan diampunkan. Oleh itu bacalah surah ini untuk orang yang telah mati."

Mengikut sebuah hadith, dalam kitab Taurat, surah Yaasin dinamakan Mun'imah (pemberi nikmat) kerana surah itu membawa kebaikkan kepada pembaca surah itu dalam kehidupan di dunia dan juga di akhirat, al-Quran juga menghindarkan penderitaan di dunia dan di akhirat dan menjauhkan kedahsyatan dalam kehidupan akhirat.

Surah ini juga dikenali sebagai Rafi'ah Khafidhoh, iaitu yang mengangkat darjat orang beriman dan merendahkan darjat orang kafir. Menurut satu riwayat, Rasulullah s.a.w. bersabda, "Hatiku menghendaki supaya surah Yaassin berada dalam setiap hati umatku." Mengikut sebuah hadith yang lain, jika seseorang itu membaca surah Yaasin pada setiap malam dan kemudiannya mati maka dia akan mati sebagai syahid.

Diriwayatkan daripada hadith yang lain, "Sesiapa yang membaca surah Yaasin maka dosanya akan diampunkan, sesiapa sahaja yang membaca surah ini semasa kelaparan, akan dihilangkan kelaparannya itu, sesiapa membaca surah ini ketika sesat jalan, akan menjumpai semula jalannya, sesiapa membaca surah ini kerana kehilangan binatang kenaikkannya akan menjumpai semula binatangnya itu, dan apabila seseorang itu membaca surah ini kerana bimbangkan makanan tidak cukup maka makanan itu akan mencukupi. Sekiranya seseorang itu membaca surah Yaasin kepada orang yang sedang dalam keadaan nazak maka kesakitan ketika nazaknya akan diringankan. Jika seseorang itu membaca surah ini ke atas wanita yang menghadapi kesukaran semasa melahirkan anak maka akan dimudahkan kelahiran bayinya." Muqri rah. berkata, "Sekiranya surah Yaasin dibaca oleh seseorang yang takutkan pemerintah atau musuh maka ketakutan itu akan hilang." Menurut satu hadith yang lain, jika seseorang membaca surah Yaasin dan surah as-Soffaat pada hari Jumaat dan memohon kepada Allah s.w.t. sesuatu maka doanya akan diterima. (Kebanyakkan bahan yang dinukilkan disini ialah daripada kitab Mazahirul Haq, tetapi sesetengah ulama hadith telah mempersoalkan kesahihan sesetengah daripada riwayat tersebut.)

Sedikit Pencerahan Tentang Dunia Kita Di Akhir Zaman ini...